Sebuah sekolah mode tertua di
Italia, Koefia, berencana memasukkan desain mode dengan bahan kain batik ke
dalam kurikulum pelajarannya. Kabar ini diungkapkan Direktur Artistik Koefia,
Bianca Lami, beserta Wakil Ketua DPRD di Lazio, Italia Raffaele D` Ambrosio
yang mengatakan bahwa pihaknya mengetahui Solo sebagai pusat batik dari internet,
hal ini membuat mereka sangat tertarik.
"Saya tahu dari internet bahwa
Solo merupakan ibukota batik. Di sini banyak industri batik, bahkan saya dengar
ada kampung dengan nama batik. Saya ingin melihatnya secara langsung,"
katanya.
Ia mengatakan, bahwa pihaknya akan
mengajarkan desain fesyen batik kepada siswanya selama tiga tahun. Hal ini
dikarenakan pihaknya melihat batik sebagai warisan budaya dunia yang diakui
Unesco dari Indonesia dan bisa menjadi tren fesyen baru nantinya.
"Kami ingin mengembangkan
fashion heritage. Ini sekaligus untuk menggabungkan budaya Solo dengan budaya
Eropa dan saya kira hasilnya akan sangat bagus," ungkapnya.
Bagaimana kita menyikapi hal ini?
Wajar bila ada kalangan yang khawatir hal ini sebagai cara orang luar mencaplok
batik Indonesia. Atau mungkin sebaiknya kita terpacu untuk semakin mencintai
dan belajar membatik agar warisan budaya ini tetap terjaga di tangan kita dan
generasi penerus.
Bagi yang di Jakarta, coba ke museum
tekstil. Di tempat ini selalu ada workshop membatik. Untuk yang di daerah, cari
info lokasi belajar membatik, karena sekarang hampir setiap propinsi
mengembangkan batik khas daerahnya.
0 komentar:
Posting Komentar